Iron Maiden Dicintai Lintas Generasi

7 February 2011

Jika tidak berlebihan, pagelaran musisi internasional di Indonesia sebagian besar selalu ‘gol’ dengan respon publik spektakuler meski berlangsung maraton dalam satu bulan. Konser yang kebanyakan nostalgia musisi kawakan ternyata juga digandrungi oleh pelbagai lintas generasi.

Ekspektasi publik menonton konser band-band mancanegara era jaman dulu (jadul) rupanya tak sepi peminat. Justru, banyak di antara penonton konser dari generasi nonsejaman alias anak-anak muda usia 20-an.

Masih ingat konser Incubus dua tahun lalu? Hampir lima ribu penonton di Tennis Indoor Senayan, Jakarta waktu itu mayoritas ABG-ABG (anak baru gede). Padahal, Incubus tenar tahun 90-an, saat mereka mungkin baru duduk di bangku sekolah dasar.

Meski tidak banyak bicara, Incubus membuat koor massal, lantaran semua lagunya dilantunkan oleh ribuan penonton. Hits macam Anna Molly, Quick Sands, Vitamins, Megalomaniac (total 17 lagu), tak membuat ribuan ABG itu lelah bernyanyi. Sedikit antiklimaks, namun hajatan Java Musikindo itu berjalan lancar.

Kini, lewat tangan promotor lain, hajatan 17 Februari akan membuktikan bahwa band fenomenal nan purba Iron Maiden juga mendapat hati di kalangan generasi muda. Band Iron Maiden asal Inggris  adalah dedengkot heavy metal yang dominan pada tahun 1984.

Band yang eksentrik ini kerap mengundang sensasi di samping karya-karya mereka yang membumi. Inilah yang menjadi beberapa alasan para musisi penerus seperti Metallica berkiblat kepada Steve Harris ‘cs’.

Sekilas catatan, nama Iron Maiden terinspirasi oleh kata ‘The Irons‘ yang ketika itu merupakan julukan bagi West Ham United F.C. –klub sepakbola yang turut memberikan dukungan kepada mereka. Steve Harris (frontman dan pemain bass), sebelum memulai karirnya di dunia musik ternyata pernah bergabung sebagai pemain sepakbola di klub West Ham junior.

Di samping itu kata ‘Iron Maiden’ rupanya adalah nama alat yang dipergunakan dalam penyiksaan pada abad pertengahan di Jerman. Saat peti serupa tubuh perempuan namun berbahan besi yang penuh mata pisau itu ditutup, itulah cara eksekusi ‘tradisional’ paling sadis. Sebagian fans fanatik percaya lirik lagu mereka line up bercerita tentang sistem eksekusi tersebut.

Mungkin sejarah umum tentang band Iron Maiden telah banyak ditulis orang. Tapi, bagi Aya (20) menggali informasi yang langka band pujaannya itu selalu menjadi hal yang menarik. Ya, gadis belia ini cukup unik, ia fans berat Iron Maiden, hasil dokrinisasi positif sang Kakak.

They’re so awesome! Legend, bisa dibilang ibu kandung heavy metal setelah Judas Priest,” ungkap penikmat aliran metal ini. Judas Priest adalah sebuah legenda band metal asal Birmingham Inggris yang terbentuk di tahun 1969, dengan pendirinya adalah KK Downing (pemain gitar) dan Ian Hill (pemain bass).

Desember lalu, Aya berhasil mendapatkan tiket konser Iron Maiden hasil menabung. Ia tahu, bahwa jarang sekali teman-teman seusianya yang juga penggemar musik genre heavy metal, terlebih band ‘purbakala’.

“Semua sudah tersegmentasi, tidak perlu minder atau risih, toh semua musik itu bagus karena teknik memainkan dan bagaimana cara menikmatinya,” papar mahasiswa Universitas Padjadjaran Bandung ini. Menurutnya, Iron Maiden bukan soal eksentriksitas penampilan saja, tetapi di balik itu mereka menyuguhkan sebuah karya yang dalam dan artistik.

Senada dengan Aya, pengamat musik spesialis rock Reggi Kayong Munggaran mengatakan Iron Maiden adalah musik yang dapat dinikmati oleh pelbagai lintas generasi. Selain memang melegenda, Iron Maiden punya karakter yang kuat sebagai jati diri ‘Iron Maiden’ sekalipun kerap bongkar pasang personel.

Salah satu lagu ‘The Rime of The Ancient Mariner’ diambil dari puisi samuel Taylor Coleridge berjudul sama, yang panjangnya 600 baris. Lirik jenius ini tak heran lahir dari tangan-tangan sarjana arsitektur nan pintar, meski kadang nyeleneh. Dan begitu berstamina saat mereka menang melawan tim veteran Liverpool tahun 90-an di usia tak lagi muda. Semua orang tahu, Bruce Dickinson memunyai lisensi penerbang dan sempat jadi atlet anggar peringkat 7 Inggris.

Terlepas dari ketenaran Iron Maiden, pengamat musik menilai band rock Amerika terutama, punya andil menginfluence musisi rock tanah air. Khususnya aliran underground yang berkembang di Bandung, Malang, dan Semarang. Sekitar 200 grup musik underground di Kota Bandung menjadikan Bandung masuk jajaran lima besar komunitas underground terbesar dalam skala internasional setelah Amerika, Jerman, Inggris dan Belanda pada 2009 lalu.

“Musik di Indonesia itu cangkokan dari Eropa, Inggris, Amerika, sehingga munculah aliran underground dan lain-lain,” kata Reggi. Tentunya, ia berharap konser-konser musisi internasional dapat merangsang kreativitas pelaku seni lokal untuk semakin berkembang dan fenomenal.

Keterangan foto: Koleksi pribadi penulis