Perempuan Perkasa Penjaga Istana

Jakarta – Tegas dan disiplin, cocok disandang untuk melukiskan sosok para Paspampres wanita. Di tengah dominasi pria, perempuan-perempuan perkasa itu tetap menoreh prestasi dan kebanggaan.

Sebut saja Lin (bukan nama sebenarnya) perempuan 29 tahun ini sudah tiga tahun bertugas di kantor Wakil Presiden. Lin sangat mencintai pekerjaan yang didominasi kau pria tersebut.

“Saya nggak merasa didiskriminasi, kami di sini semua sama. Ini kan era emansipasi perempuan, saya kira montir, pilot pesawat tempur, bahkan kondektur-pun ada yang perempuan,” kata Lin di sela-sela tugas di kantor Wapres, Jakarta, Senin (8/3).

Lin mengatakan tidak mudah menyakinkan orang kalau perempuan juga mampu menekuni profesi yang maskulin. Ini karena maindset orang kebanyakan terdikotomi antara modern dan sistem patrilinial. Serba kaku, serba tradisi dan turun-temurun.

“Dulu saya juga sempat ditentang, nggak boleh masuk sekolah perwira perempuan sama orang tua. Tetapi saya berusaha meyakinkan mereka, dan membuktikan sekarang bahwa perempuan juga mampu bersaing dengan laki-laki,” tutur Lin yang berpostur tegap, peranakan Cina pula.

Ada kejadian lucu yang tak pernah Lin lupakan seumur hidup. Pernah suatu waktu ia gagal menikah gara-gara profesi Lin yang menurut calon mertuanya ‘kasar’ dan urakan.

“Mereka menjudge saya berperilaku urakan juga, mungkin cenderung ngeri, serem. Kebetulan memang calon suami waktu itu keturunan Jawa yang kental sekali adat luwesnya,” kenang Lin sambil tertawa-tawa kecil.

Alhasil, hubungan hampir suami-istri itu terpaksa harus kandas, gara-gara perspektif timpang itu. Lin sendiri sangat menyayangkan jika orang menilai perempuan itu lemah, tak berdaya, tidak bisa berbuat apa-apa atau mungkin dianggap garang.

“Saya memang bergelut di dunia laki-laki, tetapi bukan berarti kita ‘dilemahkan’ atau disepelekan, ini soal sudut pandang kesamarataan gender, dan ada di Undang-undang,” papar Lin yang sempat bertugas ikut mantan Wapres Jusuf Kalla.

Omong-omong soal jodoh, Lin mengaku sudah punya pendamping dan Juli mendatang akan segera menikah. Ia sangat bersyukur perjalanannya kini telah direstui dari semua pihak, keluarga dan suport dari teman-temannya.

“Saya ingin sekali perempuan-perempuan khususnya Indonesia berani menjajal potensi diri, sekalipun itu dianggap tidak ‘biasa’ karena dikotomi gender kau pria. Selama itu positif dan kita mampu, tunjukan saja,” tandas Lin bersemangat.

ik5

Leave a comment